Headlines News :
Home » , , » Mojogedang Darurat Kekeringan

Mojogedang Darurat Kekeringan

Written By Unknown on Wednesday 16 July 2014 | 00:30

KARANGANYAR  - Ancaman kekeringan melanda sedikitnya 11 hektare sawah di tiga desa di Kecamatan Mojogedang, Karanganyar. Suplai air ke sawah tadah hujan terhenti akibat sumber air mengering dan buruknya saluran irigasi.
“Dari 13 desa di Mojogedang, terdapat tiga desa yang mengalami dampak kekeringan terparah. Yaitu Desa Buntar, Kedungjeruk dan Kaliboto. Sawah di tiga desa ini kemungkinan puso,” kata Camat Mojogedang Yophie Eko Jatiwibowo kepada KRjogja.com, Senin (09/06/2014).
Kondisi kekeringan terlihat pada permukaan tanah pertanian pecah-pecah. Di lahan seperti ini, petani masih nekat mengalirkan air dari sumber lain agar sawah tetap bisa ditanami. Apabila tanaman padi bisa bertahan sampai panen, dia memprediksi hasilnya tidak akan bagus.
Menurutnya, para petani nekat menanam padi kendati mengetahui risiko gagal panen. Alasan ingin mereguk keuntungan di sepanjang tahun menjadi alasan klasik. “Padahal sudah berulangkali diingatkan petugas pertanian, agar lahan dibiarkan kering. Tapi tetap saja ditanami,” jelasnya.
Dampak kekeringan paling terasa di Desa Buntar, dimana lahan pertanian seluas 5 hektare terancam puso. Oleh kelompok petani di desa tersebut, ancaman gagal panen telah dilaporkan ke kantor desa yang diteruskan ke kecamatan. Yophie mengatakan, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) perlu turun tangan menyikapi keluhan petani.
“Desa Buntar memang paling jauh dari suplai air alami maupun buatan, sehingga mengalami dampak kekeringan terparah. Hanya mengandalkan air hujan, yang sudah jarang turun sebulan  ini,” lanjutnya.
Lebih lanjut Yophie mengatakan buruknya kualitas saluran irigasi kian memperparah dampak kekeringan di tiga desa. Dikatakannya, aliran air seringkali hilang di tengah jalan karena kerusakan saluran dan sampah yang menumpuk. Kondisi tersebut berlangsung selama bertahun-tahun, namun belum dilakukan pemeliharaan. Celakanya, petani seakan tidak mau tahu dan menimpakan beban itu ke pemerintah.
“Pemerintah desa baru bisa bergerak membenahi saluran dengan Anggaran Dana Desa (ADD). Tiap desa minimal dijatah Rp 700 juta. Prioritasnya membenahi infrastruktur jalan, saluran irigasi dan jembatan,” kata dia.
Kepala Dispertanbunhut Siti Maesyaroch menyebut 30 persen lahan pertanian di Karanganyar seluas 22.500 hektare berada di wilayah rawan kekeringan. Semua sawah di lahan berkategori itu bergantung irigasi teknis. Sementara sebagian lagi tertanami palawija lantaran ketersediaan air yang tidak mencukupi.
Siti meminta kepada petani yang berada didaerah rawan kekeringan untuk tidak memaksakan menanam padi. Selain itu guna memutus mata rantai hama wereng yang kian mengganas. “Kalau masih memungkinkan tanam, sebaiknya beralih tanam palawija,” imbaunya. (*-10)

Sumber : Kedaulatan Rakyat
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Radio Streaming

KUNJUNGI RADIO
Klik disini

Berita Video

Sambung Rasa

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. SEPUTAR MOJOGEDANG - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya