Sekilas Sejarah Keberadaan Umat Hindu Dusun Munggur dan Pura Sedaleman
Umat
Hindu Dusun Munggur dan umat Hindu disekitar Lawu lainnya adalah
orang-orang yang luar biasa. Keyakinan mereka terhadap agama Hindu
sangat kuat dan loyalitasnya sangat tinggi. Hal itu bisa dibuktikan
kalau kita mengikuti sejarah keberadaan mereka. Sebelum tahun 1968
keberadaan umat Hindu ini masih belum terlihat dipermukaan namun
keinginan dari para tokoh waktu itu sangat kuat agar eksistensi mereka
bisa terlihat publik. Melalui pertemuan-pertemuan kecil oleh tokoh-tokoh
umat di Dusun Munggur dan tokoh umat lainnya dari Dusun lain seperti
Jenawi, Ngargoyoso, dll .dengan tokohnya Supanggih, Sudarsono, dan
lain-lain, maka pada Tahun 1968 melalui rapat dirumah Sudarsono
terbentuklah PHDI Karanganyar. Dengan terbentuknya PHDI ini yang
merupakan lembaga tertinggi umat Hindu, maka secara legal umat Hindu di
Karanganyar ini sudah memiliki payung. Kembali ke Dusun munggur, maka
generasi berikutnya seperti Suparno dan Suyitno pada tahun 1971 ikut
melakukan pembinaan-pembinaan kedusun-dusun lainnya, seperti Jenawi dan
Kemuning untuk mengobarkan semangat ke Hinduan warga yang memang
mendapat banyak tantangan seperti masalah perkawinan, KTP, dan lainnya
juga tuduhan tokoh-tokoh ini mengagamakan orang lain. Pada tahun 1980
dengan diawali oleh ketiadaan Guru Agama Hindu anak SD di Dusun Munggur,
maka Suyitno dan kawan-kawan mendirikan Yayasan untuk mengadakan
Kursus kilat Guru Agama Hindu dan akhirnya keluar Surat Rekomendasi dari
Dept.Agama Karanganyar Marzuki, Bupati Waluyo dan Dept.Pendidikan. Atas
hal itu, maka dari Pusat yang waktu itu dipimpin Gede Puja mengijinkan
untuk menjadi Guru Agama Hindu dan keluar SK dengan siswa pertama
sekitar 30 orang. Pada tahun 1980 itu juga berdiri Pura Sedaleman yang
melalui perjuangan yang cukup keras, dimana para tokoh sampai perlu
mendatangi Bali untuk memperoleh donatur dari Gubernur Bali, dan donatur
lainnya, bahkan sampai menghubungi Pejabat orang Hindu di Sekretariat
Negara untuk memperoleh gambar karena umat ini belum tahu bentuk
bangunan Pelinggih seperti apa, walau akhirnya gambar diperoleh dari
Ketut Wiana. Akhirnya lewat Yayasan PGA Hindu Negeri yang diketuai Gede
Sura dikirim kebutuhan Pura dari Bali. Untuk keamanan diperjalanan
sampai disiapkan Surat Ijin dari Putra Astaman yang waktu itu masih
aktif. Pembangunan pagar dilakukan oleh DPU (Dinas pekerjaan Umum) yang
memang ketentuan waktu itu sehingga tidak sesuai dengan keinginan umat
setempat, selain pagar, maka tangga masuk ke Utama mandala yang justru
turun (bukan meninggi) seperti umumnya, walau dicoba diberi penjelasan
oleh Wayan Puja sebagai pertanda semakin keatas kita seharusnya semakin
rendah hati. Atas restu Hyang Widhi, maka pada tahun 1980 itu berdiri
Pura dan diberi nama PURA SEDALEMAN. Nama Sedaleman ini diambil dari
nama Hyang Sedaleman yang diakui sebagi cikal-bakal umat disana yang
petilasannya masih ada disebelah Pura (sekitar 15 M depan gapura Nista
Mandala). Penghormatan kepada Hyang Sedaleman ini adalah bentuk
penghormatan kepada leluhur (Kawitan di Bali), karena seperti diketahui
jika silsilah keleluhuran di Bali tercatat dengan baik tetapi di Jawa
hal itu putus setelah Majapahit masuk Agama Islam dan mereka tersebar
kedaerah-daerah terpencil dan tidak meneruskan lagi dokumentasi garis
keturunan seperti yang dilakukan leluhur di bali, sehingga yang paling
dituakan dianggap sebagai cikal bakal (Kawitan) mereka dan itu adalah
tidak keliru. Pada era 1990 banyak terlibat Romo Maming yang selalu
terjun kelapangan membantu dengan tangan sendiri dan sebatas kemampuan
yang ada sehingga bangunan sekarang ini terlihat kombinasi antara Bali
dan Jawa buatan Romo Maming. Sekarang umat Hindu ini berjumlah 73 KK
walau yang masih kuat Sradha dan Bhakti hanya 40KK, dimana disamping
Sradha tadi maka penurunan terjadi karena perkawinan dengan suami umat
non Hindu. Umat Hindu ini tersebar di 6 Dukuh, yaitu : Dk. Nglebak,
Ngrau, Siwalan, Kauman, Munggur, Pojok. Persembahyangan biasa diadakan
Selasa malam dan kegiatan khusus pada Kemis malam. Kedepan umat Hindu
ini masih memerlukan informasi Media-media Hindu baik berupa buku,
majalah, juga darmawacana/darmatula. Kebutuhan lainnya adalah perangkat
untuk acara Kematian dan gemelan Jawa/Bali.
Home »
berita
,
newbanana
,
pariwisata
,
Sosial Budaya
» Sekilas Sejarah Keberadaan Umat Hindu Dusun Munggur dan Pura Sedaleman
Sekilas Sejarah Keberadaan Umat Hindu Dusun Munggur dan Pura Sedaleman
Written By Unknown on Friday 4 October 2013 | 01:38
Labels:
berita,
newbanana,
pariwisata,
Sosial Budaya
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !