Karanganyar – Tiga desa di Kecamatan Mojogedang,
Karanganyar mulai kekurangan pasokan air untuk pengairan sawah. Ketiga
desa itu, yakni Buntar, Karangmojo dan Kedungjeruk.
Camat Mojogedang, Yopi Eko Jati Wibowo, mengatakan kekurangan pasokan
air di Karangmojo dan Kedungjeruk belum begitu mengkhawatirkan. Namun
untuk Desa Buntar sudah perlu diwaspadai.
“Khusus Karangmojo dan Kedungjeruk masih agak mendingan, namun Desa
Buntar sudah siaga satu. Petani dengan luas lahan hampir sebelas hektar
mulai resah. Jika dalam minggu-minggu ini tidak turun hujan, dipastikan
pasokan air akan habis,” katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (17/6).
Ketiga desa itu selama ini memang termasuk desa dengan lahan tadah
hujan. Begitu masuk musim kemarau, hampir pasti petani resah. Apalagi
kemarau tahun ini diprediksi sangat ekstrim. “Kondisi itu ditambah
dengan kondisi saluran irigasi yang rusak tidak terawat. Selain hancur
talutnya, juga tumbuh rumput di saluran, sehingga tertutup semak-semak
dan rumput liar,” jelas Yopi Eko Jati Wibowo.
Sejauh ini petani sudah mengajukan permohonan agar dapat bantuan
pompa. Sebab satu-satunya cara mendapat pasokan air, yakni dengan
memompa dalam tanah untuk mengairi sawah mereka.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Karanganyar, Siti Maisyaroch mengatakan, sudah banyak menerima
permohonan bantuan pompanisasi serta pembuatan sumur dalam untuk
pertanian.
‘’Daerah yang paling banyak mengalami kekeringan adalah empat J,
yakni Jumantono, Jatipuro, Jatiyoso dan Jumapolo. Permohonan pompanisasi
sudah puluhan dan ancaman gagal panen sangat besar,” ungkap dia.
Pihaknya saat ini tengah menyeleksi bantuan, mengingat jumlahnya
terbatas. Pompanisasi hanya ada belasan saja, sementara bantuan
pembuatan sumur yang ada hanya untuk sumur dengan kedalaman 30 hingga 50
meter.
Kemarau, 3 Desa di Mojogedang Mulai Kekurangan Air
Written By Unknown on Wednesday 16 July 2014 | 00:47
Labels:
berita,
dalam negeri,
pertanian
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !